Meneliti Banyak Makna "Otonomi": Dari Kota-Kota Yunani Kuno Hingga Era AI
Kata "otonom" berasal dari Yunani kuno, yang awalnya merujuk pada kekuasaan untuk mengatur kota-kota negara sendiri, membuat hukum, dan tidak dikendalikan oleh lembaga manajemen yang lebih besar. Seiring waktu, konsep ini terus berkembang, dari otonomi pribadi hingga ke bidang teknologi modern, melahirkan makna baru.
Dalam bidang AI, "otonom" biasanya mengacu pada kemampuan sistem untuk menjalankan tugas tanpa intervensi manusia. Agen otonom tidak hanya memiliki kemampuan untuk berpikir dan mengambil keputusan, tetapi juga harus dapat beroperasi secara stabil dalam jangka panjang, memiliki identitas digital, otonomi finansial, bahkan kontrol atas kekuatan komputasi dan manajemen energi mereka sendiri. Jaringan kripto di masa depan kemungkinan akan menjadi infrastruktur dasar bagi AI untuk mencapai otonomi tingkat tinggi.
Ada perbedaan definisi tentang "kemandirian" dalam DAO. Buku putih Ethereum awal mendefinisikannya sebagai organisasi yang sepenuhnya bergantung pada kode kontrak pintar untuk menjalankan diri mereka secara mandiri. Namun, dalam kenyataannya, sebagian besar DAO sulit untuk beroperasi secara sepenuhnya otomatis, secara bertahap kembali pada makna pemerintahan mandiri organisasi. DAO komunitas dan DAO otomatis yang ideal mungkin akan berkembang di jalur yang berbeda.
"Dunia Otonom"(Dunia Otonom) adalah konsep baru yang merujuk pada dunia berbasis blockchain, dengan batas naratif yang ketat, aturan formal yang diperkenalkan, dan tidak memerlukan individu berprivilege untuk memeliharanya. Ini lebih dekat dengan definisi awal DAO, menekankan objektivitas dan pemeliharaan diri. Dunia semacam ini memungkinkan peserta untuk menciptakan fakta objektif, tanpa kendali dari entitas tunggal.
Makna "kemandirian" masih dalam evolusi. Dari kota-kota Yunani kuno hingga AI modern, dari kemandirian individu hingga otonomi organisasi, hingga dunia yang mandiri, konsep ini selalu mencerminkan pencarian manusia akan aktualisasi diri dan kebebasan. Namun, tentang hakikat otonomi manusia, serta apakah kita benar-benar bisa melampaui batasan aturan alam semesta, tetap menjadi pertanyaan filosofis yang layak untuk direnungkan.
Halaman ini mungkin berisi konten pihak ketiga, yang disediakan untuk tujuan informasi saja (bukan pernyataan/jaminan) dan tidak boleh dianggap sebagai dukungan terhadap pandangannya oleh Gate, atau sebagai nasihat keuangan atau profesional. Lihat Penafian untuk detailnya.
Menjelajahi evolusi konsep otonomi: dari kota-kota Yunani kuno ke era AI dan DAO
Meneliti Banyak Makna "Otonomi": Dari Kota-Kota Yunani Kuno Hingga Era AI
Kata "otonom" berasal dari Yunani kuno, yang awalnya merujuk pada kekuasaan untuk mengatur kota-kota negara sendiri, membuat hukum, dan tidak dikendalikan oleh lembaga manajemen yang lebih besar. Seiring waktu, konsep ini terus berkembang, dari otonomi pribadi hingga ke bidang teknologi modern, melahirkan makna baru.
Dalam bidang AI, "otonom" biasanya mengacu pada kemampuan sistem untuk menjalankan tugas tanpa intervensi manusia. Agen otonom tidak hanya memiliki kemampuan untuk berpikir dan mengambil keputusan, tetapi juga harus dapat beroperasi secara stabil dalam jangka panjang, memiliki identitas digital, otonomi finansial, bahkan kontrol atas kekuatan komputasi dan manajemen energi mereka sendiri. Jaringan kripto di masa depan kemungkinan akan menjadi infrastruktur dasar bagi AI untuk mencapai otonomi tingkat tinggi.
Ada perbedaan definisi tentang "kemandirian" dalam DAO. Buku putih Ethereum awal mendefinisikannya sebagai organisasi yang sepenuhnya bergantung pada kode kontrak pintar untuk menjalankan diri mereka secara mandiri. Namun, dalam kenyataannya, sebagian besar DAO sulit untuk beroperasi secara sepenuhnya otomatis, secara bertahap kembali pada makna pemerintahan mandiri organisasi. DAO komunitas dan DAO otomatis yang ideal mungkin akan berkembang di jalur yang berbeda.
"Dunia Otonom"(Dunia Otonom) adalah konsep baru yang merujuk pada dunia berbasis blockchain, dengan batas naratif yang ketat, aturan formal yang diperkenalkan, dan tidak memerlukan individu berprivilege untuk memeliharanya. Ini lebih dekat dengan definisi awal DAO, menekankan objektivitas dan pemeliharaan diri. Dunia semacam ini memungkinkan peserta untuk menciptakan fakta objektif, tanpa kendali dari entitas tunggal.
Makna "kemandirian" masih dalam evolusi. Dari kota-kota Yunani kuno hingga AI modern, dari kemandirian individu hingga otonomi organisasi, hingga dunia yang mandiri, konsep ini selalu mencerminkan pencarian manusia akan aktualisasi diri dan kebebasan. Namun, tentang hakikat otonomi manusia, serta apakah kita benar-benar bisa melampaui batasan aturan alam semesta, tetap menjadi pertanyaan filosofis yang layak untuk direnungkan.