Penelitian terbaru menunjukkan bahwa stablecoin sedang muncul sebagai infrastruktur keuangan baru, memicu diskusi mendalam tentang dampak potensialnya. Dengan menganalisis mekanisme keseimbangan kepentingan di dalam ekosistem stablecoin, para ahli sedang mengevaluasi dampak mendalam yang mungkin ditimbulkannya terhadap pasar keuangan dan sistem moneter global.
Dalam konteks ini, bagaimana China merespons tren baru ini telah menjadi topik hangat. Para ahli umumnya percaya bahwa penting untuk memanfaatkan peluang di tahap awal pengembangan infrastruktur. Bagi China, menerbitkan stablecoin renminbi offshore mungkin menjadi pilihan strategi yang harus diprioritaskan. Namun, perlu dicatat bahwa stablecoin hanyalah salah satu cara untuk mendorong internasionalisasi renminbi. Apakah renminbi benar-benar dapat menjadi mata uang internasional yang diakui secara luas, pada dasarnya tergantung pada dasar hukum dan nilai fungsionalnya.
Meskipun stablecoin menunjukkan potensi besar, risiko inheren yang dimilikinya tidak dapat diabaikan. Risiko utama meliputi: kemungkinan terjadinya bank run dan masalah likuiditas; dampak terhadap simpanan bank tradisional dan kemungkinan menyebabkan dekomoditisasi keuangan; serta reaksi berantai dari fluktuasi harga terhadap pasar.
Perlu dicatat bahwa, dibandingkan dengan pembayaran lintas batas, stablecoin tidak memiliki keunggulan yang mencolok di bidang pembayaran lokal. Satu tren lain yang perlu diperhatikan adalah pertumbuhan pangsa stablecoin dolar AS yang mungkin memberikan hambatan tertentu terhadap proses internasionalisasi renminbi. Saat ini, ukuran pasar stablecoin global telah melebihi 260 miliard dolar AS, di mana lebih dari 95% terikat dengan dolar AS. Jika dolar AS mendominasi di bidang stablecoin, hal ini dapat menekan pangsa renminbi dalam pembayaran lintas batas, sehingga mempengaruhi proses internasionalisasi renminbi.
Menghadapi situasi kompleks ini, China perlu merumuskan strategi yang komprehensif dan fleksibel, sambil memanfaatkan peluang yang ditawarkan oleh stablecoin, juga harus dengan hati-hati menghadapi tantangan yang mungkin ditimbulkan, untuk memastikan posisi Renminbi dalam sistem keuangan internasional di masa depan.
Lihat Asli
Halaman ini mungkin berisi konten pihak ketiga, yang disediakan untuk tujuan informasi saja (bukan pernyataan/jaminan) dan tidak boleh dianggap sebagai dukungan terhadap pandangannya oleh Gate, atau sebagai nasihat keuangan atau profesional. Lihat Penafian untuk detailnya.
10 Suka
Hadiah
10
3
Bagikan
Komentar
0/400
Ser_Liquidated
· 22jam yang lalu
Kapan sebenarnya dolar AS akan berhenti?
Lihat AsliBalas0
DeFiGrayling
· 23jam yang lalu
Takutnya ini hanya untuk mengelabui perdagangan mata uang kripto lagi.
Lihat AsliBalas0
ChainMelonWatcher
· 23jam yang lalu
Rasanya stablecoin yuan offshore tidak terlalu dapat diandalkan~
Penelitian terbaru menunjukkan bahwa stablecoin sedang muncul sebagai infrastruktur keuangan baru, memicu diskusi mendalam tentang dampak potensialnya. Dengan menganalisis mekanisme keseimbangan kepentingan di dalam ekosistem stablecoin, para ahli sedang mengevaluasi dampak mendalam yang mungkin ditimbulkannya terhadap pasar keuangan dan sistem moneter global.
Dalam konteks ini, bagaimana China merespons tren baru ini telah menjadi topik hangat. Para ahli umumnya percaya bahwa penting untuk memanfaatkan peluang di tahap awal pengembangan infrastruktur. Bagi China, menerbitkan stablecoin renminbi offshore mungkin menjadi pilihan strategi yang harus diprioritaskan. Namun, perlu dicatat bahwa stablecoin hanyalah salah satu cara untuk mendorong internasionalisasi renminbi. Apakah renminbi benar-benar dapat menjadi mata uang internasional yang diakui secara luas, pada dasarnya tergantung pada dasar hukum dan nilai fungsionalnya.
Meskipun stablecoin menunjukkan potensi besar, risiko inheren yang dimilikinya tidak dapat diabaikan. Risiko utama meliputi: kemungkinan terjadinya bank run dan masalah likuiditas; dampak terhadap simpanan bank tradisional dan kemungkinan menyebabkan dekomoditisasi keuangan; serta reaksi berantai dari fluktuasi harga terhadap pasar.
Perlu dicatat bahwa, dibandingkan dengan pembayaran lintas batas, stablecoin tidak memiliki keunggulan yang mencolok di bidang pembayaran lokal. Satu tren lain yang perlu diperhatikan adalah pertumbuhan pangsa stablecoin dolar AS yang mungkin memberikan hambatan tertentu terhadap proses internasionalisasi renminbi. Saat ini, ukuran pasar stablecoin global telah melebihi 260 miliard dolar AS, di mana lebih dari 95% terikat dengan dolar AS. Jika dolar AS mendominasi di bidang stablecoin, hal ini dapat menekan pangsa renminbi dalam pembayaran lintas batas, sehingga mempengaruhi proses internasionalisasi renminbi.
Menghadapi situasi kompleks ini, China perlu merumuskan strategi yang komprehensif dan fleksibel, sambil memanfaatkan peluang yang ditawarkan oleh stablecoin, juga harus dengan hati-hati menghadapi tantangan yang mungkin ditimbulkan, untuk memastikan posisi Renminbi dalam sistem keuangan internasional di masa depan.