Pada tahun 2014, sebuah "Gravh Ruby" seberat 8 karat dibeli oleh miliarder Inggris, Laurence, seharga 8,6 juta dolar AS, mencatat harga tertinggi hingga 100 ribu dolar AS per karat.

Namun, di Wuzhou, Guangxi, Anda dapat menemukan ruby yang sama dengan yang ada di mahkota ratu, dan setelah dilihat dengan seksama harganya: 9,9 yuan! Kota kecil ini yang dapat menjual batu permata dengan harga "sayur" disebut sebagai - "ibu kota batu permata buatan dunia".
Saat ini, Wuzhou dengan kekuatannya sendiri, memasok 70% dari batu permata buatan manusia di seluruh dunia. Sebagian besar batu permata yang dikenakan oleh para wanita aristokrat Eropa dan para miliarder Timur Tengah, sebagian besar diberi label "Made in Wuzhou".
1、Perdagangan permata yang mewah
Pertambangan dan perdagangan permata dapat ditelusuri kembali ke India kuno pada tahun 400 SM, dengan pasokan yang langka dan tingkat kesulitan yang tinggi dalam penambangan, menjadikan permata sebagai "barang langka yang berharga". Selain itu, pesona yang berkilau membuat kalangan bangsawan India kuno sangat menyukai permata.
Di Museum Royal Ontario, Kanada, tersimpan batu permata super besar dari bijih timbal putih yang dikenal di dunia, dengan dispersi yang sangat tinggi sehingga permukaan yang dipoles memiliki kilau warna yang kaya dan mencolok.
Karakteristik ini membuat batu permata memiliki sifat barang mewah sejak awal perdagangan. Di hari-hari berikutnya, batu permata mulai populer di kalangan aristokrasi di India kuno, Roma kuno, dan seterusnya memberikan nilai yang lebih tinggi di pasar perdagangan.
Pada paruh kedua abad ke-20, meskipun perkembangan teknologi membuat penambangan permata menjadi lebih mudah, para pedagang permata tetap memasarkan barang tersebut sebagai simbol status.
Pada tahun 1987, di lelang perhiasan Duchess of Windsor, lebih dari 300 permata miliknya dijual secara bertahap, keluarga kerajaan Eropa.